Chapter II
Yang Bener aja Gw masuk Paskibra??
Yang Bener aja Gw masuk Paskibra??
Masa Orientasi Siswa ( MOS ) telah berakhir yang diselenggarakan selama 3 hari berturut-turut. Tapi bagi Mila walaupun MOS itu udah selesai dan gak bakalan ada kelanjutannya lagi atau ada MOS ulangan, tetep aja dia gak bakalan lupa ma kenangan saat-saat MOS apalagi di hari terakhir MOS tersebut secara dia ketemu sama senior yang bernama Reza yang cakep menurut pandangannya tapi gak tau deh kalo menurut penilaian orang lain??
Sekolah padahal udah masuk selama seminggu, Mila masih aja mikirin Reza, senior cowok tersebut. “ Masa Sih..selama seminggu sekolah disini Aku gak pernah ketemu sama Reza?” pikiran dalam angannya. Angannya tersebut buyar seketika saat Rani.teman sebangkunya Mila mengejutkannya.
“ Hayoo…pagi-pagi dah ngelamun!! Ntar ayam-ayam dirumah lo mati lagi?! Mikirin siapa siy…?”. “ Ah…gak mikirin siapa-siapa ko…” terkejut Mila n ngejawab tergagap gitu deH…
“ Tapi ko lo ngeliatin pintu masuk siy…?emangnya siapa yang mau lo tunggu kehadirannya?” Tanya Rani dengan penuh penasaran sambil melihat kearah pintu masuk dan memperhatikan satu persatu siswa yang datang. Kelasnya Mila tu letaknya strategis, kalo kita masuk dari pintu depan yang berfungsi untuk masuk, kita bisa langsung melihat kelasnya Mila. Terus dari kelasnya Mila pula kita bisa lihat anak-anak kelas 3 berlalu-lalang yang letak kelasnya berada di lantai 2. Selain punya beberapa keuntungan kelas tersebut ada juga kerugiannya yaitu letak kelas tersebut persis berhadapan dengan Ruang Guru hanya saja terpisah oleh lapangan untuk upacara jadi ya…ga terlalu deket banget. Tapi tetep aja Guru bisa ngawasin dari sana hanya tinggal sekali ngintip.
Waktu menunjukkan pukul 6.50, saat itu juga Reza muncul dari pintu depan, tentunya hal itu tentunya menjadi angin segar bagi Mila setelah penantian selama seminggu yang ngeliatin teru…….sss kearah pintu masuk ( Apa gak peGel tuh..Neng lehernya?? ). Tadinya pandangan Mila yang kesana-kemari tak tentu, akhirnya menemukan labuhannya juga yaitu Melihat sesosok Reza yang ia tunggu. Sayang…saat itu Reza sedang terburu-buru menuju kelasnya, Ia pun langsung menaiki tangga sehingga Mila tak sempat merekam ingatannya dengan jelas karena ia begitu terpesona oleh Reza. ( pasti pembaca penasaran ya..dengan tokoh Reza? Sabar ya…nanti dia juga muncul di Cerita ).
“ Eh..ni anak ngeliatin siapa siy…?sampe jiwanya gak ada disin?”Tanya Rani. Walaupun Rani sudah bertanya tapi Mila belom menjawabnya. “ Ngeliatin K Reza yaa….?” Tebak Rani dan tebakannya langsung pada sasaran Mila. “ Ngga ko…..dah kita masuk yuk…” ajak Mila yang malu-malu, takut rahasianya ketauan sama orang laen. Yawdah deh..mereka masuk kedalam kelas emang bel tanda masuk udah bunyi dari tadi. Ibu Ita kebetulan masuk jam pertama di kelasnya Mila, beliau adalah salah satu Guru senior di sekolah Mila dan mengajar Matematika. Beliau pun salah satu Guru “Killer” ( Jabatan Guru Killer diberi oleh siswa karena memang Guru itu galak dan tegasnya minta ampun gak ketolongan deh… ).
“ Bagi siswa yang tidak memperhatikan beliau saat menerangkan atau menjelaskan maka celakalah mereka yang tidak memperhatikan, bagi mereka yang tidak bisa menjawab pun mereka akan celaka dan akan mendapatkan hukuman.” Sabda Ibu Ita. Kali ini yang terjadi pada Mila adalah Mila tidak memperhatikan pelajaran yang sedang diterangkan oleh Ibu Ita karena dia asik memikirkan Reza dalam bayang-bayang halusinasinya ( Jangan di Contoh ya…? Kalo Guru lagi nerangin kita Kudu bin Mesti n Wajib memperhatikannya.) . Mila tidak sadar bahwa dirinya dari tadi sudah menjadi incaran tatapan Ibu Ita dan siap untuk dicengkeram ( dah kaya Elang yang mau nyantap mangsanya aja…?? ). Ya, memang itulah yang akan terjadi sesaat lagi. Ibu Ita pun mendekati bangku yang di duduki Mila. “ Mila..! coba kamu jawab pertanyaan Ibu yang di depan?!” perintah beliau yang sudah mengetahui bahwa Mila dari tadi tidak memperhatikannya.
Rani sebagai teman yang baik segera mengambil langkah penyelamatan dengan menyadarkan Mila.
“ Mil..Ibu ITa tuh…!” Rani berusaha menyadarkan Mila sambil menepuk pundaknya Mila, dan Mila tersadar!
“ Ada apa sama Ibu ITa..?? Ibu Ita gak masuk ya…? Alhamdulillah…….” Tenang Mila, padahal bahaya sudah berada di dekatnya hanya saja dia tidak menyadari akan hal itu.
“ Bukan..Ibu Ita malah ada di sebelah lo…beliau nyuruh lo tuk ngerjain soal yang ada di papan tulis?” Rani membisikkannya perlahan. Mila menoleh ke sebelahnya dan dia melihat tatapan Ibu Ita yang penuh dengan sarat akan kekesalan.
“ Cepat………….! Kamu selesaikan soal Itu!!” Kekesalan Ibu Ita pun membludak tak tertahan lagi dan mengeluarkan tatapannya sangat tajam kepada Mila, Kalo Mila adalah mangsa dari Elang tersebut maka nyawa Mila berada di tangan sang elang yang dalam kasus ini adalah Ibu Ita. Untung saja Mila bisa mengerjakan Soal yang ada di papan tulis maka Selamatlah…Mila, dan elang pun melepaskan mangsanya, mungkin darah mangsanya itu asem dan sepet sehingga sang elang enggan memakannya dan melepaskannya kembali.
Seandainya saja Mila tidak bisa mengerjakan soal tersebut maka hancur saja riwayat Mila tapi Dialah penyelamat mangsa elang dari buruannya. Kenapa Mila bisa mengerjakan soal terebut? Satu hal yang perlu kalian contoh adalah Mila selalu mempelajari pelajaran esok hari sehingga apabila ada kejadian kaya Mila barusan gak jadi masalah,OK?! Tapi,,kalo yang gak benernya jangan dijiplak ya…
Bel istirahat berbunyi, Mila dan Rani bergegas menuju kantin sekolah, ya hanya sekedar beli minum coz Mila udah sarapan pagi di rumah jadi belom lapar banget. Waktu itu juga Reza ma temannya menuju kantin dan berpapasan dengan Mila serta Rani di lapangan Basket, letak kantin berada di sebelah lapangan basket. Rani yang mengetahui keberadaan Reza segera memberitahu Mila.
“ Mil..Reza arah jam 9.” Bisik Rani. “ Eh..mana Reza??” spontan pandangannya sibuk mencari sosok Reza. Bukannya Reza yang ia dapat malah sebuah benturan bola basket yang di lempar secara tidak sengaja oleh seorang siswa mengenai kepalanya tapi gak terlalu keras sih…Siswa yang tadi melempar bola tersebut menghampiri Mila.
“ Maaf ya…tadi gak sengaja.” Siswa itu minta maaf pada Mila.
“ Makanya..kalo gak bisa maen basket gak usah maen deh…?? Yang ada malah orang celaka tau!!” sebel Mila.
“ Yang ada lo tuh…kalo jalan jangan ngelamun?!” balas siswa yang melempar bola tersebut. Sesaat Mila terdiam, radar pandangannya tetap mencari letak koordinat keberadaan Reza.
“ Hei…tuh kan lo bener Bengong?! Nama Gw Heri..” sambil mengulurkan salam perkenalan. “ Ah…Bodo amat mau nama lo Heri, Hera, Heru , Gw gak peduli! Gara-gara lo tuh…Gw kehilangan jejak!” Mila pun akhirnya pasrah setelah tidak menemukan letak Reza.
“ Oh…nama lo Mila?” Heri melihat Tag nama yang ada pada seragam Mila.
Tanpa memperdulikan Heri, padahal niat Heri baik ingin minta maaf dan berkenalan tapi Timingnya aja yang gak tepat, Mila menarik lengan Rani bergegas menuju tukang Es Kelapa. “ Bang..Es Kelapanya 2 ya?” pesan Rani sedangkan Mila mencari tempat duduk yang kosong. Mila pun mendapatkan tempat duduk yang kosong, dan mereka pun duduk.
“ Lo tadi kenapa siy…sewot sama tuh Cowok?? Kita kan baru kelas 1 disini jadi jangan macem-macem, gimana kalo tadi kakak kelas??” Tanya Rani bertubi-tubi.
“ Kalo dia kakak kelas bagus deh…biar dia gak semena-mena sama adik kelasnya.” Sewot Mila. Tukang Es Kelapa mengantarkan 2 gelas yang telah dipesan sama Rani. Begitu Es Kelapanya sampai, langsung dihabisi oleh Mila. Keliatannya dia Haus banget Deh…Harap Maklum ya Pembaca..
Setelah meneguk segelas es kelapa yang segar di tengah cuaca yang sangat nyentrik dengan sinar matahari, Mila dan Rani kembali ke kelas. Perasaan Kecewa+ Kesel masih menyelimuti hati Mila, gara-gara cowok yang gak jelas dan udah ngelemparin dia pake Bola Basket walaupun secara gak sengaja ( tapi tetep aja sakit ya, Neng…?? ) Eh…ilang deh…orang yang pengen banget Mila liat. Untuk sementara Mila dapat melupakan kejadian waktu istirahat yang menimpa padanya dan dapat berkonsentrasi pada pelajaran, sekali lagi itu Cuma sementara..,Konsentrasi pada pelajaran pun terpecah ketika ia melihat ke lantai 2, ada Reza sedang jalan menuju Ruang Komputer. Ya..Cuma sebentar tapi bisa menghibur hati Mila yang tadi sempat kecewa. Sekarang MooDnya dah agak Baikan lagi terus…balik lagi deh ke pelajaran.
Bel istirahat kedua berbunyi, kalo tadi istirahatnya jam 9, nah…yang kedua jam 11.45. Rani mengajak teman sebangkunya itu Lunch alias makan siang. Seperi biasa tempat yang dituju adalah kantin, untuk menenangkan cacing-cacing yang udah demo pada kelaparan. Mereka setuju untuk memesan Soto ayam sebagai makan siang mereka. Daripada BeThe menunggu Soto dateng, Mila melepaskan pandangannya ke arah sekitar seperti Tim GeGana yang melepaskan Anjing pelacaknya untuk mencari jejak pelaku kejahatan.
Secara tidak sengaja pencarian Mila berhasil menemukan sasaran yaitu Reza. Reza kali ini tidak menuju kantin melainkan menuju Mushola sekolah untuk Solat Zuhur. Adzan berkumandang untuk sekitar sekolah dan lingkungannya, pas banget sama pesanan Soto ayam Mila dan Rani diantarkan pada mereka.
“ Ran…kita Solat dulu yuk..?” ajak Mila tergesa-gesa.
“ Yang bener aja lo..?? Soto dah ada di hadapan kita nih…” Rani yang udah gak sabar untuk menyantap itu soto.
“ Bang…ini sotonya buat yang laen dulu deh…ntar kita balik lagi.” Mila akhirnya menarik paksa temannya tersebut.
“ Lo lagi Insaf ya Mil..??” heran Rani. Tanpa banyak bicara dan menghiraukan pertanyaan dari Rani, Mila dengan langkah mantap ke Mushola.
Mereka langsung mengambil air wudhu tapi sebelumnya Mila mengintip ke tempat ambil air wudhu cowok, lagi-lagi sayang Reza sudah beranjak dari tempat wudhu. Udah ambil air wudhu, mereka ke lantai 2 tempat untuk cewek Solat.
“ Mil..ayo kita ke atas..” ajak Rani. Mila terpaku melihat Reza, terpaksa kini giliran Rani yang menarik paksa Mila.
“ Kenapa Sih..tempat solat cewek di atas, kenapa gak di bawah aja??” pikiran yang terlintas dalam benak Mila saat itu ( udah Neng..jangan mikirin yang laen kan mau Solat…). Ceritanya udah Solat Nih…Mila ingin memakai sepatunya tapi dia lupa dimana dia menyimpan sepatunya itu, beberapa detik kemudian dia menemukan sepatunya disamping Reza yang sedang memakai sepatu juga.
“ Tuh…sepatu kita Mil!” tunjuk Rani dengan suara sedikit keras. Tanpa ragu dan gak ada perasaan apa-apa Rani duduk di samping Reza juga gak lupa mengajak Mila.
“ Maaf Kak..mau ambil sepatu kita..” Rani berbicara dengan Reza. Seandainya saja saat itu adalah Mila, Oh…betapa senangnya Mila.
“ Oh..yang ini sepatu kalian?” Reza untuk pertama kalinya mengeluarkan sepatah dua patah kata dalam cerita ini sambil menyodorkan sepatu Rani dan Mila. “ Makasih ya Kak….”
“ Ko temannya gak duduk?” Tanya Reza yang udah selesai memakai sepatu.
“ Mil…duduk donk..?” Rani meraih lengannya Mila untuk menyuruh duduk.
“ Yawdah..Maaf ya tadi sepatu kalian gak sengaja kita injak.” Reza minta maaf dengan ramah + senyuman, yang buat hati Mila makin kepincut ma Tuh Cowok! Reza bersama dengan temannya beranjak dari Mushola.
“ Mil..lo suka ya sama Kak Reza??” Tanya Rani menggelitik.
“ Gak apa-apa kan kalo Gw Cuma suka sama Kak Reza..?” Mukanya Mila pun memerah. “ Tenang aja Mil..gak ada yang ngelarang buat lo suka sama Kak Reza..”. Solat dan makan siang udah mereka lakukan ( tadi abis solat langsung ke tempat soto lagi buat makan ). Mereka jalan melewati lorong kelas 2 dan melihat Mading sekolah alias Majalah dinding. Disitu ada Pengumuman bahwa kalo yang berminat menjadi anggota Paskibra harap hadir pada hari Minggu jam 7 pagi.
“ Ran…kita masuk Paskibra yuk…?” Ide gila Mila muncul, kalo dah kaya gini Rani mau gak mau kena getahnya. “ Mil…yang bener aja Gw masuk Paskibra?? “ Rani pasang muka memelas.
“ Kalo gak dicoba mana kita tau,iya gak?” Mila membujuk dan memohon pada Rani.
“ Gak!!” secepat kilat Rani menjawab Mila.
“ Demi teman sebangku lo ini,Plis……” sekarang giliran Mila pasang muka yang penuh harapan dan memohon.
“ Pasti ini gara-gara ada Reza ya..?” tebak Rani. “ Iya….” Jawab singkat Mila. Akhirnya, Rani rela membantu Mila kali ini tapi hanya untuk pertemuan pertama saja, seterusnya Rani tidak mau di ajak lagi oleh Mila, Mila pun menyetujui bantuan dari Rani. Belum sempat mengucapkan Terima kasih pada Rani, mereka di marahi oleh Guru BP.
“ Kalian Belum juga masuk kelas, masuk kalian !!” perintah Guru BP, mereka ambil langkah seribu…
Sekolah padahal udah masuk selama seminggu, Mila masih aja mikirin Reza, senior cowok tersebut. “ Masa Sih..selama seminggu sekolah disini Aku gak pernah ketemu sama Reza?” pikiran dalam angannya. Angannya tersebut buyar seketika saat Rani.teman sebangkunya Mila mengejutkannya.
“ Hayoo…pagi-pagi dah ngelamun!! Ntar ayam-ayam dirumah lo mati lagi?! Mikirin siapa siy…?”. “ Ah…gak mikirin siapa-siapa ko…” terkejut Mila n ngejawab tergagap gitu deH…
“ Tapi ko lo ngeliatin pintu masuk siy…?emangnya siapa yang mau lo tunggu kehadirannya?” Tanya Rani dengan penuh penasaran sambil melihat kearah pintu masuk dan memperhatikan satu persatu siswa yang datang. Kelasnya Mila tu letaknya strategis, kalo kita masuk dari pintu depan yang berfungsi untuk masuk, kita bisa langsung melihat kelasnya Mila. Terus dari kelasnya Mila pula kita bisa lihat anak-anak kelas 3 berlalu-lalang yang letak kelasnya berada di lantai 2. Selain punya beberapa keuntungan kelas tersebut ada juga kerugiannya yaitu letak kelas tersebut persis berhadapan dengan Ruang Guru hanya saja terpisah oleh lapangan untuk upacara jadi ya…ga terlalu deket banget. Tapi tetep aja Guru bisa ngawasin dari sana hanya tinggal sekali ngintip.
Waktu menunjukkan pukul 6.50, saat itu juga Reza muncul dari pintu depan, tentunya hal itu tentunya menjadi angin segar bagi Mila setelah penantian selama seminggu yang ngeliatin teru…….sss kearah pintu masuk ( Apa gak peGel tuh..Neng lehernya?? ). Tadinya pandangan Mila yang kesana-kemari tak tentu, akhirnya menemukan labuhannya juga yaitu Melihat sesosok Reza yang ia tunggu. Sayang…saat itu Reza sedang terburu-buru menuju kelasnya, Ia pun langsung menaiki tangga sehingga Mila tak sempat merekam ingatannya dengan jelas karena ia begitu terpesona oleh Reza. ( pasti pembaca penasaran ya..dengan tokoh Reza? Sabar ya…nanti dia juga muncul di Cerita ).
“ Eh..ni anak ngeliatin siapa siy…?sampe jiwanya gak ada disin?”Tanya Rani. Walaupun Rani sudah bertanya tapi Mila belom menjawabnya. “ Ngeliatin K Reza yaa….?” Tebak Rani dan tebakannya langsung pada sasaran Mila. “ Ngga ko…..dah kita masuk yuk…” ajak Mila yang malu-malu, takut rahasianya ketauan sama orang laen. Yawdah deh..mereka masuk kedalam kelas emang bel tanda masuk udah bunyi dari tadi. Ibu Ita kebetulan masuk jam pertama di kelasnya Mila, beliau adalah salah satu Guru senior di sekolah Mila dan mengajar Matematika. Beliau pun salah satu Guru “Killer” ( Jabatan Guru Killer diberi oleh siswa karena memang Guru itu galak dan tegasnya minta ampun gak ketolongan deh… ).
“ Bagi siswa yang tidak memperhatikan beliau saat menerangkan atau menjelaskan maka celakalah mereka yang tidak memperhatikan, bagi mereka yang tidak bisa menjawab pun mereka akan celaka dan akan mendapatkan hukuman.” Sabda Ibu Ita. Kali ini yang terjadi pada Mila adalah Mila tidak memperhatikan pelajaran yang sedang diterangkan oleh Ibu Ita karena dia asik memikirkan Reza dalam bayang-bayang halusinasinya ( Jangan di Contoh ya…? Kalo Guru lagi nerangin kita Kudu bin Mesti n Wajib memperhatikannya.) . Mila tidak sadar bahwa dirinya dari tadi sudah menjadi incaran tatapan Ibu Ita dan siap untuk dicengkeram ( dah kaya Elang yang mau nyantap mangsanya aja…?? ). Ya, memang itulah yang akan terjadi sesaat lagi. Ibu Ita pun mendekati bangku yang di duduki Mila. “ Mila..! coba kamu jawab pertanyaan Ibu yang di depan?!” perintah beliau yang sudah mengetahui bahwa Mila dari tadi tidak memperhatikannya.
Rani sebagai teman yang baik segera mengambil langkah penyelamatan dengan menyadarkan Mila.
“ Mil..Ibu ITa tuh…!” Rani berusaha menyadarkan Mila sambil menepuk pundaknya Mila, dan Mila tersadar!
“ Ada apa sama Ibu ITa..?? Ibu Ita gak masuk ya…? Alhamdulillah…….” Tenang Mila, padahal bahaya sudah berada di dekatnya hanya saja dia tidak menyadari akan hal itu.
“ Bukan..Ibu Ita malah ada di sebelah lo…beliau nyuruh lo tuk ngerjain soal yang ada di papan tulis?” Rani membisikkannya perlahan. Mila menoleh ke sebelahnya dan dia melihat tatapan Ibu Ita yang penuh dengan sarat akan kekesalan.
“ Cepat………….! Kamu selesaikan soal Itu!!” Kekesalan Ibu Ita pun membludak tak tertahan lagi dan mengeluarkan tatapannya sangat tajam kepada Mila, Kalo Mila adalah mangsa dari Elang tersebut maka nyawa Mila berada di tangan sang elang yang dalam kasus ini adalah Ibu Ita. Untung saja Mila bisa mengerjakan Soal yang ada di papan tulis maka Selamatlah…Mila, dan elang pun melepaskan mangsanya, mungkin darah mangsanya itu asem dan sepet sehingga sang elang enggan memakannya dan melepaskannya kembali.
Seandainya saja Mila tidak bisa mengerjakan soal tersebut maka hancur saja riwayat Mila tapi Dialah penyelamat mangsa elang dari buruannya. Kenapa Mila bisa mengerjakan soal terebut? Satu hal yang perlu kalian contoh adalah Mila selalu mempelajari pelajaran esok hari sehingga apabila ada kejadian kaya Mila barusan gak jadi masalah,OK?! Tapi,,kalo yang gak benernya jangan dijiplak ya…
Bel istirahat berbunyi, Mila dan Rani bergegas menuju kantin sekolah, ya hanya sekedar beli minum coz Mila udah sarapan pagi di rumah jadi belom lapar banget. Waktu itu juga Reza ma temannya menuju kantin dan berpapasan dengan Mila serta Rani di lapangan Basket, letak kantin berada di sebelah lapangan basket. Rani yang mengetahui keberadaan Reza segera memberitahu Mila.
“ Mil..Reza arah jam 9.” Bisik Rani. “ Eh..mana Reza??” spontan pandangannya sibuk mencari sosok Reza. Bukannya Reza yang ia dapat malah sebuah benturan bola basket yang di lempar secara tidak sengaja oleh seorang siswa mengenai kepalanya tapi gak terlalu keras sih…Siswa yang tadi melempar bola tersebut menghampiri Mila.
“ Maaf ya…tadi gak sengaja.” Siswa itu minta maaf pada Mila.
“ Makanya..kalo gak bisa maen basket gak usah maen deh…?? Yang ada malah orang celaka tau!!” sebel Mila.
“ Yang ada lo tuh…kalo jalan jangan ngelamun?!” balas siswa yang melempar bola tersebut. Sesaat Mila terdiam, radar pandangannya tetap mencari letak koordinat keberadaan Reza.
“ Hei…tuh kan lo bener Bengong?! Nama Gw Heri..” sambil mengulurkan salam perkenalan. “ Ah…Bodo amat mau nama lo Heri, Hera, Heru , Gw gak peduli! Gara-gara lo tuh…Gw kehilangan jejak!” Mila pun akhirnya pasrah setelah tidak menemukan letak Reza.
“ Oh…nama lo Mila?” Heri melihat Tag nama yang ada pada seragam Mila.
Tanpa memperdulikan Heri, padahal niat Heri baik ingin minta maaf dan berkenalan tapi Timingnya aja yang gak tepat, Mila menarik lengan Rani bergegas menuju tukang Es Kelapa. “ Bang..Es Kelapanya 2 ya?” pesan Rani sedangkan Mila mencari tempat duduk yang kosong. Mila pun mendapatkan tempat duduk yang kosong, dan mereka pun duduk.
“ Lo tadi kenapa siy…sewot sama tuh Cowok?? Kita kan baru kelas 1 disini jadi jangan macem-macem, gimana kalo tadi kakak kelas??” Tanya Rani bertubi-tubi.
“ Kalo dia kakak kelas bagus deh…biar dia gak semena-mena sama adik kelasnya.” Sewot Mila. Tukang Es Kelapa mengantarkan 2 gelas yang telah dipesan sama Rani. Begitu Es Kelapanya sampai, langsung dihabisi oleh Mila. Keliatannya dia Haus banget Deh…Harap Maklum ya Pembaca..
Setelah meneguk segelas es kelapa yang segar di tengah cuaca yang sangat nyentrik dengan sinar matahari, Mila dan Rani kembali ke kelas. Perasaan Kecewa+ Kesel masih menyelimuti hati Mila, gara-gara cowok yang gak jelas dan udah ngelemparin dia pake Bola Basket walaupun secara gak sengaja ( tapi tetep aja sakit ya, Neng…?? ) Eh…ilang deh…orang yang pengen banget Mila liat. Untuk sementara Mila dapat melupakan kejadian waktu istirahat yang menimpa padanya dan dapat berkonsentrasi pada pelajaran, sekali lagi itu Cuma sementara..,Konsentrasi pada pelajaran pun terpecah ketika ia melihat ke lantai 2, ada Reza sedang jalan menuju Ruang Komputer. Ya..Cuma sebentar tapi bisa menghibur hati Mila yang tadi sempat kecewa. Sekarang MooDnya dah agak Baikan lagi terus…balik lagi deh ke pelajaran.
Bel istirahat kedua berbunyi, kalo tadi istirahatnya jam 9, nah…yang kedua jam 11.45. Rani mengajak teman sebangkunya itu Lunch alias makan siang. Seperi biasa tempat yang dituju adalah kantin, untuk menenangkan cacing-cacing yang udah demo pada kelaparan. Mereka setuju untuk memesan Soto ayam sebagai makan siang mereka. Daripada BeThe menunggu Soto dateng, Mila melepaskan pandangannya ke arah sekitar seperti Tim GeGana yang melepaskan Anjing pelacaknya untuk mencari jejak pelaku kejahatan.
Secara tidak sengaja pencarian Mila berhasil menemukan sasaran yaitu Reza. Reza kali ini tidak menuju kantin melainkan menuju Mushola sekolah untuk Solat Zuhur. Adzan berkumandang untuk sekitar sekolah dan lingkungannya, pas banget sama pesanan Soto ayam Mila dan Rani diantarkan pada mereka.
“ Ran…kita Solat dulu yuk..?” ajak Mila tergesa-gesa.
“ Yang bener aja lo..?? Soto dah ada di hadapan kita nih…” Rani yang udah gak sabar untuk menyantap itu soto.
“ Bang…ini sotonya buat yang laen dulu deh…ntar kita balik lagi.” Mila akhirnya menarik paksa temannya tersebut.
“ Lo lagi Insaf ya Mil..??” heran Rani. Tanpa banyak bicara dan menghiraukan pertanyaan dari Rani, Mila dengan langkah mantap ke Mushola.
Mereka langsung mengambil air wudhu tapi sebelumnya Mila mengintip ke tempat ambil air wudhu cowok, lagi-lagi sayang Reza sudah beranjak dari tempat wudhu. Udah ambil air wudhu, mereka ke lantai 2 tempat untuk cewek Solat.
“ Mil..ayo kita ke atas..” ajak Rani. Mila terpaku melihat Reza, terpaksa kini giliran Rani yang menarik paksa Mila.
“ Kenapa Sih..tempat solat cewek di atas, kenapa gak di bawah aja??” pikiran yang terlintas dalam benak Mila saat itu ( udah Neng..jangan mikirin yang laen kan mau Solat…). Ceritanya udah Solat Nih…Mila ingin memakai sepatunya tapi dia lupa dimana dia menyimpan sepatunya itu, beberapa detik kemudian dia menemukan sepatunya disamping Reza yang sedang memakai sepatu juga.
“ Tuh…sepatu kita Mil!” tunjuk Rani dengan suara sedikit keras. Tanpa ragu dan gak ada perasaan apa-apa Rani duduk di samping Reza juga gak lupa mengajak Mila.
“ Maaf Kak..mau ambil sepatu kita..” Rani berbicara dengan Reza. Seandainya saja saat itu adalah Mila, Oh…betapa senangnya Mila.
“ Oh..yang ini sepatu kalian?” Reza untuk pertama kalinya mengeluarkan sepatah dua patah kata dalam cerita ini sambil menyodorkan sepatu Rani dan Mila. “ Makasih ya Kak….”
“ Ko temannya gak duduk?” Tanya Reza yang udah selesai memakai sepatu.
“ Mil…duduk donk..?” Rani meraih lengannya Mila untuk menyuruh duduk.
“ Yawdah..Maaf ya tadi sepatu kalian gak sengaja kita injak.” Reza minta maaf dengan ramah + senyuman, yang buat hati Mila makin kepincut ma Tuh Cowok! Reza bersama dengan temannya beranjak dari Mushola.
“ Mil..lo suka ya sama Kak Reza??” Tanya Rani menggelitik.
“ Gak apa-apa kan kalo Gw Cuma suka sama Kak Reza..?” Mukanya Mila pun memerah. “ Tenang aja Mil..gak ada yang ngelarang buat lo suka sama Kak Reza..”. Solat dan makan siang udah mereka lakukan ( tadi abis solat langsung ke tempat soto lagi buat makan ). Mereka jalan melewati lorong kelas 2 dan melihat Mading sekolah alias Majalah dinding. Disitu ada Pengumuman bahwa kalo yang berminat menjadi anggota Paskibra harap hadir pada hari Minggu jam 7 pagi.
“ Ran…kita masuk Paskibra yuk…?” Ide gila Mila muncul, kalo dah kaya gini Rani mau gak mau kena getahnya. “ Mil…yang bener aja Gw masuk Paskibra?? “ Rani pasang muka memelas.
“ Kalo gak dicoba mana kita tau,iya gak?” Mila membujuk dan memohon pada Rani.
“ Gak!!” secepat kilat Rani menjawab Mila.
“ Demi teman sebangku lo ini,Plis……” sekarang giliran Mila pasang muka yang penuh harapan dan memohon.
“ Pasti ini gara-gara ada Reza ya..?” tebak Rani. “ Iya….” Jawab singkat Mila. Akhirnya, Rani rela membantu Mila kali ini tapi hanya untuk pertemuan pertama saja, seterusnya Rani tidak mau di ajak lagi oleh Mila, Mila pun menyetujui bantuan dari Rani. Belum sempat mengucapkan Terima kasih pada Rani, mereka di marahi oleh Guru BP.
“ Kalian Belum juga masuk kelas, masuk kalian !!” perintah Guru BP, mereka ambil langkah seribu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar